Jumat, 05 Februari 2010

Mari Berfikir!!!

Antara Akal, Tampan dan Cantik
(جَمَالُ الرَّجُلِ فِى عَقْلِهِ وَ عَقْلُ الْمَرْأَةِ فِى جَمَالِهَا)


Malam Jumat, 4 Februari 2010, selepas yasinan dan doa bersama kami (santri PonPes UII) mengadakan sharing. Acara ini adalah acara mingguan yang rutin kami laksanakan. Dan tak lupa di akhir acara sekaligus penutup ada taushiah atau wejangan dari sang Pengasuh pondok, Ustadz Muhammad Roy, MA. Dalam taushiah kali ini di awal pembicaraannya beliau mengemukakan sebuah adagium berbahasa arab yang artinya ‘ketampanan lelaki itu ada pada akalnya sedangkan akal wanita ada pada kecantikannya’. Menarik bukan tidak semua santri bisa langsung memahami statemen begitu juga pembaca agaknya. Perlu mikir-mikir dikit lah sampai catch it fully. Bukankah seperti itu teman!!!

Aku sangat terhanyut dengan ungkapan itu dan akhirnya akupun terinspirasi untuk menulisnya menjadi sebuah catatan kecil yang nantinya akan didikusikan dengan rekan-rekan yang saya tag dalam catatan ini dan khususnya yang tertarik dengan apa yang saya tulis ini. Dan aku yakin teman-teman akan tertarik dan tentunya implikasi dari itu adalah munculnya kritika, saran, dukungan sabagai komentar konstruktif dari catatan ini. Semoga saja!

Sebelum Aku menulis idea ku menjadi sebuah artikel seperti itu, Aku posting dulu main idea atau adagium di atas di wall FB ku dan ternyata tak sedikit yang mau berkomentar. Dan Akupun dengan senang hati menanggapi komentar teman-teman. Pertama, Aku mengucapkan permohonan ma’af yang sebesar-besarnya khusunya kepada Akhwat yang mungkin merasa terpojokkan bahkan tersinggung dengan tulisan ini. Tak ada niat apa-apa kecuali Aku ingin mengundang teman-teman untuk berdikusi dalam forum ini. Aku pribadi sebagai seorang lelaki sangat menghargai kaum hawa, tak ingin Aku menyakitinya dan andai boleh Aku katakan, Aku ingin melindungi mereka wa bil khusus someone ... he he.. Jadi harap maklum, hitung-hitung menstimulus teman-teman untuk berfikir dan menambah wawasan dan pengetahuan saja. Oke,,,

Berikut sedikit cuplikan dari diskusiku dengan adik kelas dan sahabatku. Sebut saja Eka, ia adalah salah satu adik kelasku di MAN 1 Model Bandar Lampung yang ketika itu tak jarang beliau berdiskusi denganku mengenai masalah nahwu ya mas law ndak salah. Beliau berkomentar atas postinganku di FB itu seperti ini, “Ane la uwafiq aidhon (saya tidak setuju juga) karena kecantikan wanita itu tsabit (tetap) khi... Kalo qita mengukur akal wanita hendaknya dari sikap...” begitu ungkapnya.

Menanggapi komentar itu Aku pun berdalih seperti ini, “Eka: Ini adalah sebuah adagium yang muncul dari pengalaman dan penelitian kelompok tertentu. Bisa benar bisa juga mengandung kesalahan. Tapi sejauh pengamatanku, itu benar adanya dan mayoritasnya seperti itu. Maaf, seorang lelaki yang tidak tampan tapi dia punya skill dan aura yang mampu menggoda wanita, maka ketahuilah akan tampak kejantanannya dan dengan sendirinya menurut (persepsi) wanita ia adalah seorang yang tampan. Sedangkan wanita tanpa kecantikan sebagian orang tak menghargainya dengan apa-apa. Coba kalau dia cantik menawan orang akan memandangnya sebagai wanita yang cerdas, sekilas tapi. Nahnu nahkumu bidh dhowahir, bukan seperti itu kawan! “ jawabku.

Tak lama dati itu nongol komentar dari sahabatku yang sering daku kagumi pemikiran kritisnya, sebut saja Mas Bukhory. Beliau berkomentar seperti ini, “Eka, kecantikan wanita gak tsabit lho.. kecantikan wanita bisa pudar karena umur.. he dan untuk akh Samsul, ane (saya) juga tidak sepakat dengan adagium ini karena tidak ada sangkut pautnya kecantikan dengan akal khi.. walawpun menurut sebagian orang mungkin hal tersebut benar adanya..seperti tulisan antum yang mengatkan kita bisa melihat wanita cantik itu cerdas namun ini hanya pandangan yang sekilas, dan jka kita mengamati lebih jauh lagi mungkin pandangan kita ini meleset. Ini artinya kecantikan tidak bisa menjadi tolak ukur akal ataupun kecerdasan.” paparnya.

Wah agaknya banyak yang komplin dengan adagium itu. Dan akupun lagi-lagi berdalih seperti ini untuk mengklarifikasi, “Mas, dalam konsep ini Aku tertarik untuk menggunakan kaidah ini نَحْنُ نَحْكُمُ بِالظَّوَاهِرِ yang artinya kita menghukumi (menilai) sesuatu sesuai dengan yang tampak. Sekarang sebagai lelaki normal apa yang ada dalam benak kita saat melihat wanita cantik? tentu yang baik-baik kan yang ada, pintar dan penyayang. Walaupun sebenarnya dia tidak cerdas akalnya, dia sudah punya kecerdasan pada wajahnya. Ingat bahwa wanita adalah potret (tajally) diri tuhan yang paling sempuna (Muhammad Roy, 2009).

Ya, begitulah sedikit perbincangan kami mengenai masalah ini. Dan Aku yakin besok akan muncul lebih banyak komentar lagi, entah yang mendukung, komplain, atau sekadar mengeluarkan pendapat. I hope like that,,,


Met Membaca dan Menelaah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullahu khairan katsiran...